Rabu, 01 Juli 2009

Praduga dan Senangnya Aku, Saat Ini Meski…
Ketika hati tak menemukan dan mendapatkan apa yang dirindukan… ketika air mata jatuh dan menjadi sebuah lautan, deritalah yang akan menjadi jalannya… diantara sisa-sisa napasku,rasa perihlah yang akan terus ditanggungnya… aku menyangka telah disakiti dan aku menduga-duga telah dikhianati… dengan caranya sendiri, masih dijalan itu, hati dan pikiran ternyata menemukan sebuah celah bercahaya… Ya!!! Aku merasa jalan derita dan perihlah rute terbaik untuk ku lewati saat ini… untuk bisa sembuh, untuk bisa menemukan dan mendapatkan aku dan yang kurindu… itulah kehidupan, sebuah jalan dan proses yang mesti aku jalani.
Menyalahkan diri sendiri, mencari kambing hitam dan membendung emosi justru bahaya terbesar.

Karena lari takan pernah menyelesaikan semua itu. Aku tak ingin menyalahkan siapapun dan lari menghindari derita dan perih seperti dulu lagi, ya!! (Karenamulah aku akan terus melangkah dan meraih apa yang kuharap dan kurindu.)
Pelarian, derita dan perih itu akan mendatangkan candu, apakah sekadar main-main atau iseng. Menghindar atau berlari dan diam atau sembunyi.
Mungkin itu sudah menjadi naluri alamiah seseorang untuk berbuat seperti itu, dan oleh karenanya setiap orang pasti mencandu terhadap sesuatu sebagai media atau jalannya. Entah itu nanti hasilnya baik atau sebaliknya… namun candu tetaplah candu.
Setelah mengenalmu aku berpikir pemulihan seutuhnya hanya bisa didapat jika kita berani menerima perih dan derita… dan lalu melepaskannya, ya!! kita mesti melepas ilusi tersebut dan kembali menatap lekat-lekat realita di depan mata, kembali melangkah dan meraih asa yang ada dan menghadapi kenyataan adalah sebuah keniscayaan yang lebih baik... Sekali kita bisa melakukannya, berarti kita telah mampu belajar untuk memperbaiki diri sendiri, terlibat sepenuhnya dalam kehidupan diri kita sendiri dan menerima tanggung jawab atas takdir diri kita sendiri… Ya!! Semua itu tidak mudah… Ya!! Semua itu tak semudah membalikkan telapak tangan… tetapi apakah untuk sebuah kesembuhan dan kebahagiaan kita harus menyerah dan berhenti karena alasan tersebut.
Memang tak ada perih yang melebihi ketika kita dikhianati, dilecehkan dan sepertinya kita merasa tak berarti lagi sebab disana harga dirilah yang telah tercabik-cabik meskipun kita sadar dengan pelarian tersebut dan sadar dengan kesalahan yang telah diperbuat itu (menghindar dan berlari) tetapi tetap saja kita terus menjalaninya dan secara perlahan namun pasti kita malah semakin menghancurkan diri kita sendiri.
Ketika mengingkari perih yang muncul dalam keadaan seperti itu. Kita seperti tenggelam dalam kubangan kekalutan dan kemarahan, mencampakkan diri kepada kekosongan yang terlalu luas, mencabik jiwa kita hingga nyaris terlepas dari tubuh.
Adalah pelarian yang membawa kita pada rasa dendam, pada pemuasan sesaat dan dalam pelarian sekaligus pencariaan itu ternyata semakin membuat kita semakin jauh dari kesembuhan dan kebahagiaan.
Derita dan perih memang perlu waktu untuk berlalu dan usai badai rasa itu, percayalah kita akan mulai melihat titik cahaya. Betapa diri kita bukanlah sekadar diri kita sendiri, tetapi disana ada juga semua orang yang terhubung dengan diri kita… keluarga, teman, sahabat dan bahkan dengan orang-orang yang belum kita kenal.
Kekasih, kita hanya perlu sebuah langkah awal, langkah pertama dan percayalah itu akan merubah semua pandangan kita tentang kehidupan… dulu karena alasan masa lalu aku tak bisa menikmati kebersamaan... dulu karena masa lalu aku tak bisa menerima siapapun… dulu semua orang begitu tampak menakutkan… semua orang!!! Jika terus begitu maka aku sampai kapanpun takan bisa menerima siapapun juga… kekasihku aku sedang belajar merima masa laluku dan telah kubiarkan semua itu lepas dari hatiku… akan aku lupakan!!! Aku mau sembuh!!! Sebab kehidupan begitu indah untuk disia-siakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar